Pages

Monday 13 December 2010

Tips Berhubungan (Pacaran) Jarak Jauh

Jarak sering kali menjadi penyebab tak stabil atau berakhirnya sebuah hubungan. Hal ini sering diungkapkan oleh group Band yang mungkin kita idolakan, contohnya saja Salju Band dengan lirik lagu yang berjudul Jembatan Kenangan . (jika anda belum punya liriknya, cari saja menggunakan GOOGLE)

Agar hubungan jarak jauh berjalan sukses, ikuti tips berikut!


  • Poin terpenting untuk menyukseskan sebuah hubungan jarak jauh adalah kepercayaan dan komunikasi.
  • Rasa saling curiga dan kurangnya komunikasi dapat dengan mudah merusak hubungan Anda.
  • Berhubungan jarak jauh tidak harus menghubungi pasangan Anda sesering mungkin. Hal tersebut hanya membuat kekasih Anda merasa tertekan. Selain itu, menghubungi pasangan terlalu sering dapat mengganggu konsentrasi pasangan saat mereka bekerja. Benarkah hal demikian? (coba dibuktikan saja!)
  • Jangan dulu berprasangka buruk saat pasangan Anda tidak memberikan kabar. Kesibukan dengan pekerjaan dapat membuat pasangan Anda lupa memberi kabar. Jika hal ini terjadi, sebaiknya Anda sedikit lebih bersabar.
  • Setiap Anda beraktifitas, sebaiknya beri kabar pada pasangan. Anda tidak perlu melakukannya dengan menelepon, dengan SMS saja sudah cukup. Hal ini akan menghindari rasa curiga yang kerap menghantui seseorang dalam hubungan jarak jauh. 
  • Luangkan waktu malam Anda untuk menghubungi pasangan. Berbagi cerita tentang keseharian Anda dan pasangan, hal demikian akan membuat jarak Anda berdua terasa lebih dekat. 
Semoga Bermanfaat
Read More..

Aku Sedia Jadi Kekasihmu (a part of Hidupku Setahun Jagung)

"Aku gak butuh kau selalu ada disampingku, yang aku inginkan hanya setia darimu.... Smua itu sudah menjadikan diriku wanita paling beruntung milikimu.."

Cinta membuat kita begini, terikat pada sebuah aturan yang ringan, namun kita kukuh untuk menjadikan impian ini nyata.
Selama ini jarak selalu jadi penghalang bagi banyak orang, tapi kenapa dirimu tak mempersalahkannya?
Entahlah, aku tak ingin pertanyakan hal yang juga tak bisa kujawab kepastiannya.
Rasa yang ada di hatiku meredam semua tanya gundahku. Ku hanya ingin jalani ini semua, sampai kita menemukan titik tumpu dari perjuangan hati yang terbatas ruang dan waktu.
"Kenapa kita tidak melakukan pendekan dulu? Mungkin saja di antara kita tak ada celah yang pantas untuk menyatukan dua hati yang tengah kasmaran ini. "
Sebenarnya kata-katamu itu tak perlu ku beri alasan, harusnya kau bisa ambil pengertian. Cinta tak datang karna kecocokan jiwa, melainkan bersemi indah karna kemauan hati.
Walau selama ini kita merasa nyaman, namun kecocokan itu bukanlah berarti sebuah cinta yang menyatukan hati tanpa ada kemauan dari masing-masing diri untuk menumbuhkan cinta antara kita.
Apa kita harus membuang waktu yang terus berjalan, sementara kita menunggu sebuah kecocokan diri yang selalu mereka sorakkan.
Ku rasa kita bukan lagi anak kecil dengan cinta monyetnya. Bila tak mau bersama lagi, maka kecocokan yang semula menyatukan dua jiwa itu menjadi tumbal alasan demi sebuah perpisahan yang mungkin menyisakan duka serta lara. 
Sejujurnya keinginan tuk bersama tlah tiada, itu sudah cukupkan.
Gak perlu menyalahkan apalagi mencari kecocokan jiwa yang tak pernah ada.

Cukup.......
Andai kita pernah mengalaminya, mari kita simpan dalam buku sejarah semalam untuk renungan dikemudian hari.
Mulai detik ini mari kita membuat buku sejarah baru, dan jangan pernah melupakan ceritamu dimasa lalu. Ku tak ingin kau membuangnya, apalagi melupakannya. Kau ada masa silam dan diriku juga pernah hidup dimasa lalu. Dan inilah aku datang pada dirimu dengan segala keterbukaan diri.
Bila kau memang benar mencintaiku, aku sedia jadi kekasihmu. 
Sungguh "Aku Sedia Jadi Kekasihmu". Ku pinta padamu tak meragukan ketulusan ini. Aku hanya ingin memberi sebuah keseimbangan dan keadilan dalam diriku.
Ku takkan pernah mengabaikan cinta yang kau berikan, dan jangan pula kau sisihkan kasih sayank dariku. Dan ku tau Tuhan lebih mengerti pintaku. Ku berharap Dia menjagamu, menjaga diriku dengan segala rahmat dan hidayah-Nya.

=============
a part of :
HIDUPKU SETAHUN JAGUNG

By :
RaHaSaN
Read More..

Tuesday 13 July 2010

Aku hidup dengan dusta (a part of Hidupku Setahun Jagung)

Aku tak bisa meyakinkan hatiku atas apa pinta dirasaku,
aku juga tak mampu mengiyakan semua hasrat difikirku,
aku tak sanggup memenuhi segala ingin yang ada dalam relung jiwaku,
untuk itu aku berdusta dalam hidupku,
Aku merasa aku tak bisa hidup sendiri, tanpa cinta dan perhatian orang lain. Padahal selama ini aku tlah menjalani kehidupan tanpa apapun.
Aku berfikir tak ada yang pernah memperhatikanku, tak ada yang mencintaiku, tak ada yang menyayangiku. Kenyataannya, semua teman-temanku ada disini melihat dan dampingiku menoreh sebuah garis panjang yang mungkin takkan pernah putus.
Aku pun mengira aku tak punya cinta, tak punya rasa dan tak harus mewujudkan cita. Tapi aku tau, dalam hatiku tersimpan cinta yang begitu dalam, hatiku memiliki rasa dan jiwaku inginkan cita ini terwujud seperti adanya.
Semua orang bilang cinta itu butuh pengorbanan, tapi aku mengelak dari semua itu. Aku mendustainya dengan anggapan bahwa cinta hanya butuh sebuah Keikhlasan.
Dari semua kisah sedihku, aku tak ingin meneruskan hidup seperti itu, dan aku berdusta bahwa selama aku berduka aku menganggap diriku tak pernah hidup.
Saat aku tertawa, aku juga sempat berdusta. Mendustakan hatiku yang sedang lara.
Ketika aku menangis, aku pun berdusta. Mendustakan diri yang bahagia ketika sahabatku sedang terluka.
by :
RaHaSaN
Read More..

Wednesday 26 May 2010

Untukmu, Sang Suami Sang Pemimpin

Sebagai atasanku kau memang yang terbaik
kau pandai menarik hati para bawahanmu,
kau juga lihai dalam berkata-kata,
Kau juga cukup terpandang di mata mereka,
Kau disegani banyak orang, termasuk aku..
Ku akui, aku sangat kagum dan takjub akan keberhasilanmu dalam berbagai bidang
Terlebih perekonomian dan Inteligensi yang kau punya..
Aku sangat ingin menjadi sepertimu nantinya,
berhasil dalam membangun ekonomi keluarga dan mempunyai pendidikan yang tinggi
Aku suka semua tentang keberhasilanmu...
Tapi kau baru pantas sebagai pemimpinku
Sebagai atasanku dalam dunia kerja,
Bukan sebagai seorang yang seharusnya aku contoh setiap gerak dan tingkahmu
Tidak sebagai sari tauladan dalam kehidupanku sepenuhnya...
Kau ingin tau kenapa?

Secara materil kau memang ku kagumi,
Tapi secara moril kau belum apa-apanya..
Kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu,
Kulihat kau tak sempat lagi memberikan setetes kasih pada keluargamu,
Kau terlalu membeli semuanya dengan uang yang kau punya,
Kau juga memberi kasih pada seseorang yang tak sepantasnya lagi untuk mu,
Kau terlalu egois dalam menjalankan semua inginmu,
Kau bisa mengaturku, mengatur dia dan juga mereka
Namun kau tak mampu mengatur dan menata hatimu sendiri
Kau anggap semuanya bisa dibeli dengan uang?
Tidak, Semua itu tak bisa lagi kau suguhkan dengan uang..
Cinta mungkin bisa kau beli, kau boleh membeli semua cinta di dunia ini
Tapi kebahagian mereka tak akan tercipta hanya karena uang yang melimpah...
Lihatlah tatapan anak istrimu yang memelas sedikit waktumu,
Aku tau dan sangat menegerti
Aku rasa mereka (anak dan istrimu) juga paham akan hal ini,
akan sangat berharganya waktumu itu...

Namun, sadarkah dirimu bahwa waktu yang mereka minta darimu juga sangat mereka impikan?
Apa kau tidak pernah berfikir untuk menyesal,
Untuk merubah semua ini sebelum cukup terlambat untuk kau jalani..
Apa kau tidak pernah membayangkan,
Andai saja sepulangnya kau dari sini (kantor yang kau agungkan)
Mereka telah pergi dan mungkin juga kau tak akan pernah melihat lagi senyuman mereka,
atau bahkan wajah mereka yang selalu memelas akan sebuah kasih dan pengertian darimu...
atau kerdipan manja istrimu yang selalu menyambut mesra kehadiranmu di depan pintu..?
Mereka tlah menutup matanya utnukmu,
mungkin karna kau selalu menutup mata buat mereka..
Menangis?
Apa lagi yang kau tangisi saat ini?
Hapuslah airmata itu dengan lembaran kertas tisyu yang sangat atau paling mahal sekalipun..
Menyesal?
Apa lagi yang kan kau sesalkan dalam detik ini?
Silahhkan kau kembalikan mereka dengan kuasa uangmu..
Bukankah selama ini kau memperlakukan mereka hanya dengan uang?


Aku sangat yakin mereka (buah dan pujaan hatimu) sangat menghargai dan hormat padamu
Aku juga sangat yakin bahwa wanita yang kau miliki itu sangat mulia hatinya,
Setia menunggumu dari pagi hingga larut malam,
Menyajikan segala kebutuhan yang kau perlukan,
Sebelum ayam berkokok dia telah bangun duluan untuk menyiapkan kebutuhanmu,
Mulai dari makanmu, pakaianmu, bahkan alat kantormu sekalipun atau,
Bahkan sampai memasangkan kancing baju, dasi dan jas keagunganmu,
Menemanimu dari kau datang hingga kau tak lagi ada dipandangan..
Aku juga tau wanita juga suka mementingkan materi (matre),
Tapi itu hanya optional, dalam waktu singkat kau akan melihat semuanya berubah..
Setelah semua apa yang kau jalani bersama hal tersebut takkan ada lagi,
Materi takkan lagi jadi harapan mereka,
Yang mereka impikan hanyalah hati yang bahagia..
Bukan dikelilingi harta benda,
Bila dirimu yang didamba entah berada dimana,
Tak ada disamping mereka saat kerinduan itu datang menyapa..


Wahai sang suami...
Wahai kau sang Pemimpin,
Tidakkah kau menyadari bahwa kau adalah panutan dunia akhirat bagi anggota keluarga?
Kau boleh saja terpandang dengan ekonomimu yang tinggi,
namun Kau juga harus membuat dirimu lebih agung dimata mereka
ketika kau dihadapkan dalam urusan rumah tangamu,
Kau sering keliru, kau lebih sering larut dalam bahagia ambisikerjamu,
Tapi, kau tak melihat keluargamu tak sebahagia hatimu,
Anakmu sering manangis minta sedikit perhatian darimu,
Mungkin dia memang akan menjengkelkan dirimu dengan beragam sikap yang dibuatnya
Namun semua itu hanya semata untuk mendapatkan seberkas tatapan sang ayah,
Sebatas untuk mendapatkan perhatian dari laki-laki yang sangat mereka hormati,
Bahkan kau tak melihat gerak gerik istrimu yang mengambil tingkah
Yang juga sebatas untuk mendapat belaian manja dari belahan jiwanya,
Sepintas untuk membuat suasana yang sepatutnya bisa kau sadari..
Itu memang benar rumahmu, Tempat istirahatmu,
Itu juga surgamu, Tempatmu berbahagia dan membahagiakan,
Tempatmu memadu kasih dan melabuhkan cinta dengan orang-orang yang telah menjadi hak bagimu..


Dan kau jangan hanya sekedar pulang,
untuk melepas penatmu, untuk melepas hasratmu,
Untuk mencari hangat dari dinginnya angin,
Untuk berlindung dari panasnya mentari,
atau hanya untuk berteduh dari rintik hujan..
Kau juga harus peduli terhadap apa yang ada dalam istanamu,
Kau juga semestinya memperhatikan mereka semua
bila memang kau tak ingin sendiri...

Spesial Untuk Kita Semua
Read More..